Description
Nama Okokan diambil berdasarkan bunyi yang dikeluarkan oleh okokan yaitu "klok - klok - klok". Konon, Okokan sudah ada sejak tahun 1960. Ketika itu, terdapat wabah penyakit atau kabrebehan yang menyerang anak-anak hingga orang dewasa.
Awalnya, Okokan diberi nama Bandungan yang berarti sebuah kegiatan untuk mengusir wabah penyakit. Warga membawa berbagai macam kentungan dari bambu yang kemudian dipukul agar menghasilkan bunyi-bunyian untuk mengusir hawa negatif yang mengancam desa
Okokan sendiri merupakan kalung atau keroncong yang biasanya digantungkan pada leher hewan ternak seperti sapi atau kerbau sebagai kebanggaan. Saat dimainkan, Okokan tidak dipasang pada hewan. Melainkan dikalungkan langsung pada leher orang yang memainkannya dengan cara diayunkan.
Terms & Conditions
1. Pengunjung diharapkan memiliki tiket
2. Pengunjung diharapkan memakai pakaian yang sopan
3. Pengunjung diharapkan menjaga perilaku yang sopan dan menghormati pengunjung lainnya.
4. Pengunjung harus menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya.
5. Pengunjung harus mematuhi semua peraturan keamanan dan instruksi dari petugas keamanan di lokasi.
6. Dilarang membawa senjata, bahan peledak, atau barang berbahaya lainnya.
7. Pengunjung bertanggung jawab atas keamanan barang-barang pribadi mereka.
8. Penyelenggara tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan barang pribadi selama acara berlangsung.